Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dapat Ditanamkan Melalui Kurikulum SD?

Pendidikan lingkungan adalah proses belajar yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Idealnya, pendidikan ini mulai diaplikasikan pada Sekolah Dasar. Sementara, bagaimana pendidikan lingkungan dapat ditanamkan melalui kurikulum SD?

Seperti diketahui, materi dalam kurikulum SD banyak sekali menekankan pada pendekatan yang inovatif dan interaktif. Dan apabila ingin menanamkan pendidikan lingkungan bagi siswa-siswi SD, maka pendekatan itulah yang harus digunakan. Dengan begitu, tujuan akan lebih mudah dicapai.

Di sisi lain, pengembangan pendidikan lingkungan punya banyak manfaat yang berguna dalam jangka waktu panjang. Salah satunya adalah meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi hingga memperkuat ketahanan masyarakat. Oleh sebab itu, penting sekali menanamkannya pada kurikulum SD.

Pentingnya Pendidikan Lingkungan di Sekolah Dasar

Pendidikan lingkungan sangat disarankan untuk dilakukan mulai SD bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan karena pendidikan lingkungan ternyata memiliki peranan yang sangat penting. Lebih lengkap tentang peran pentingnya pendidikan lingkungan, akan dibahas pada poin berikut ini:

1. Membangun Kesadaran dan Pemahaman Sejak Dini

Masa SD merupakan masa emas dimana tumbuh kembang anak masih dengan mudah diintervensi. Oleh sebab itu, SD adalah waktu yang tepat untuk mulai menanamkan nilai dan kebiasaan positif pada anak. Dengan begitu, anak bisa memahami dengan mudah interaksi antara manusia dengan alam.

Tidak hanya interaksi, anak-anak juga bisa sekaligus mempelajari dampaknya. Jika sudah mengenal dampak sejak dini, maka mereka pun akan sadar tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam.

2. Mengembangkan Keterampilan demi Masa Depan

Pendidikan lingkungan juga dapat memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan pada anak-anak. Percaya tidak percaya, keterampilan ini akan sangat berguna bagi anak-anak jika nanti sudah menginjak usia dewasa.

3. Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Terhadap Alam

Tidak kenal, maka tidak sayang. Konsep inilah yang ditekankan benar-benar dalam pendidikan lingkungan. Semakin anak-anak mengenali alam, maka semakin besar rasa cinta dan tanggung jawabnya pada alam di masa mendatang.

Pada akhirnya, pentingnya pendidikan lingkungan di SD benar-benar krusial. Karena anak-anak adalah generasi penerus, maka merekalah tonggak kelestarian bumi dan seisinya.

Cara Mengintegrasi Konsep Lingkungan dalam Mata Pelajaran SD

Pendidikan lingkungan dapat ditanamkan melalui kurikulum SD. Langkah ini dilakukan dengan cara melakukan integrasi antara konsep lingkungan pada mata pelajaran terlebih dahulu. Bagaimana pengaplikasiannya?

  • Matematika: Pada mata pelajaran ini siswa dapat menghitung berapa konsumsi air hingga volume sampah. Aplikasinya bisa disambungkan dengan materi yang sedang dipelajari.
  • IPA: Siswa dapat mempelajari ekosistem, proses daur ulang hingga pencemaran lingkungan. Dengan begitu, pendidikan lingkungan akan lebih mudah diterima.
  • Bahasa Indonesia: Implementasi cerita tentang lingkungan hingga penulisan puisi yang bertema alam. Romantisasi syair puisi dapat membuat siswa membangun hubungan romantis dengan alam
  • Seni Budaya: Siswa bisa diberikan tugas untuk menggambar dan membuat karya seni yang berhubungan dengan alam.
  • Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: Mengajarkan tentang nilai-nilai kepedulian terhadap alam dan lingkungan yang ada dalam sila-sila Pancasila.
  • Agama: Mempelajari beberapa ayat Al-Qur’an atau Injil yang membahas tentang pentingnya kepedulian lingkungan

Dengan melakukan integrasi konsep lingkungan ke dalam mata pelajaran SD, maka siswa akan lebih mudah memahaminya. Hasilnya, mereka pun jadi lebih siap menjadi bibit-bibit perubahan bangsa untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Strategi Efektif Mengajarkan Konsep Pelestarian Lingkungan pada Siswa SD

Agar penanaman pendidikan lingkungan dapat dilakukan dengan mudah, setidaknya ada beberapa strategi yang bisa dilakukan. Dengan menggunakan strategi ini, para pengajar pun akan lebih mudah mengenalkan konsep pendidikan dan pelestarian lingkungan bagi siswa SD.

Apa saja strateginya?

1. Menggunakan Metode Pembelajaran yang Interaktif

Metode pembelajaran yang interaktif dapat membantu siswa lebih memahami pembelajaran. Contohnya adalah melakukan eksperimen tentang fotosintesis hingga melakukan praktek langsung daur ulang sampah.

2. Melakukan Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah menghubungkan konsep dengan kehidupan sehari-hari di sekolah. Misalnya dengan menyediakan tempat sampah di beberapa titik untuk menyoroti kebiasaan siswa yang buang sampah sembarangan.

3. Sering Melakukan Praktek Langsung

Ajak para siswa untuk ikut serta dalam kelestarian alam. Misalnya dengan membangun taman sekolah hingga bekerja sama dalam pembuatan kompos dari sampah organic.

4. Gunakan Bantuan Media yang Relevan

Agar pembelajaran lebih menarik, tidak ada salahnya untuk sekali-kali membuat siswa menonton video langsung yang berhubungan dengan lingkungan seperti melihat gambar hingga dampak perubahan iklim.

5. Libatkan Peran Orang Tua

Madrasah utama seorang anak tentu saja orang tua. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk melibatkan para orang tua untuk menjalankan setiap program yang berhubungan dengan lingkungan.

Daftar Ekstrakurikuler untuk Mendukung Pendidikan Lingkungan SD

Selain mengintegrasikannya pada mata pelajaran, jawaban dari pertanyaan bagaimana pendidikan lingkungan dapat ditanamkan melalui kurikulum SD adalah dengan mengimplementasikannya pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler

Adapun beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang bisa mendukung implementasi pendidikan lingkungan di SD antara lain:

  • Pecinta Alam: Di kalangan pelajar SD, pecinta alam bisa dimulai dengan kegiatan berkemah hingga membersihkan sampah yang berserakan di dalam dan luar sekolah.
  • Polisi Taman: Bertanggung jawab mengatur taman sekolah agar tetap bersih dan tidak tercemar sampah.
  • Pramuka: Melakukan banyak kegiatan yang berkaitan dengan alam dan lingkungan seperti penjelajahan hingga perkemahan.
  • Daur Ulang: Fokus untuk mendaur ulang sampah menjadi sebuah karya yang menarik

Selain kegiatan di atas, masih ada beberapa pilihan ekstrakurikuler lain yang bisa dilakukan. Jadi, sekolah bisa menyesuaikan saja dengan sumber daya yang tersedia.

Menggunakan Sumber Belajar yang Memiliki Relevansi untuk Pendidikan Lingkungan SD

Jika ingin pendidikan lingkungan bisa berhasil ditanamkan, maka para pengajar juga harus mempertimbangkan untuk menggunakan sumber belajar yang punya relevansi dengan pendidikan lingkungan. Beberapa contoh penggunaan sumber belajar dalam pendidikan lingkungan antara lain:

  • Buku Teks: Buku teks IPA yang membahas tentang materi ekosistem dan daur ulang
  • Video Edukasi: Tentang berbagai macam isu lingkungan
  • Internet: Situs web atau blog yang materinya tentang lingkungan hidup
  • Kunjungan ke Taman Nasional atau Pusat Konservasi: Belajar tentang alam lebih dekat
  • Karya Seni: Menganalisis lukisan tentang lingkungan dan mengidentifikasi solusinya

Penggunaan sumber belajar yang relevan dapat membantu para siswa dalam memahami lebih lanjut tentang konsep lingkungan.

Membangun Perilaku Peduli Lingkungan Pada Siswa SD

Pada akhirnya, sikap peduli lingkungan anak dapat dibentuk sejak dini. Setidaknya, ada berbagai cara untuk membangun sikap peduli lingkungan tersebut. Adapun caranya adalah:

  1. Mengajarkan konsep dasar lingkungan dasar sedini mungkin
  2. Memberikan contoh dan teladan yang baik
  3. Terus melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan pelestarian lingkungan
  4. Memberikan penghargaan atas perilaku siswa yang menerapkan perilaku ramah lingkungan
  5. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat

Tantangan Mengimplementasikan Pendidikan Lingkungan di SD

Meski terlihat sederhana, namun mengimplementasikan pendidikan lingkungan di tingkat SD memiliki banyak sekali tantangan yang berarti. Beberapa tantangan yang paling banyak dijumpai antara lain:

1. Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman

Dewan guru, orang tua dan masyarakat sekitar kadang kurang sadar mengenai pentingnya pendidikan lingkungan. Akibatnya, pemahaman pada anak didik pun jadi tidak maksimal.

2. Kurangnya Kurikulum Hingga Materi Pembelajaran yang Tepat

Tidak semua materi kurikulum bisa diintegrasikan dengan pendidikan lingkungan. Hal inilah yang membuat materi pendidikan lingkungan ke anak SD jadi terbatas.

3. Kurangnya Fasilitas dan Sumber Daya

Beberapa sekolah memiliki fasilitas dan sumber daya yang tidak terlalu memadai untuk melakukan pendidikan lingkungan.

4. Kurangnya Waktu dan Alokasi Dana

Waktu dan dana juga menjadi kendala paling krusial. Pasalnya, waktu guru dan anak di sekolah sudah cukup padat. Belum lagi alokasi dana yang terbatas.

FAQ

  1. Bagaimana strategi menarik perhatian siswa agar bisa menyukai pelajaran lingkungan?

Lakukan strategi-strategi efektif seperti: menggunakan metode pembelajaran yang interaktif, melakukan pendekatan kontekstual, sering melakukan praktek langsung, gunakan bantuan media yang relevan hingga melibatkan peran orang tua.

  1. Mengapa peran dari masing-masing orang tua siswa sangat penting?

Karena pendidikan pertama seorang anak adalah orang tua. Orang tua juga waktu yang lebih banyak bersama anak

  1. Bagaimana cara melakukan integrasi antara pendidikan lingkungan di dalam kurikulum pembelajaran SD?

Dengan mengintegrasikan beberapa topik lingkungan pada materi-materi pembelajaran. Baik itu matematika, IPA, IPS, Agama hingga Pendidikan Kewarganegaraan.

  1. Apakah penting kegiatan ekstrakurikuler di SD?

Ya, karena kegiatan ekstrakurikuler bisa membuat siswa lebih dekat dengan pendidikan lingkungan.

  1. Apa melakukan implemantasi pada pendidikan lingkungan SD memiliki tantangan?

Tentu saja. Adapun beberapa tantangannya adalah: kurangnya kesadaran dan pemahaman, kurikulum hingga materi pembelajaran yang tepat, fasilitas dan sumber daya hingga waktu dan alokasi dana.

Kesimpulan

Pertanyaan bagaimana pendidikan lingkungan dapat ditanamkan melalui kurikulum SD pada dasarnya memiliki banyak jawaban relevan. Mulai dari integrasi dengan mata pelajaran hingga kegiatan ekstrakurikuler. Selama dilakukan dengan konsisten, tentu saja akan berhasil.