Mengenal Teori Belajar Piaget dan Contohnya

Perkembangan anak menjadi hal yang sangat penting untuk dipelajari, baik orang tua maupun guru. Pemahaman tentang perkembangan kognitif anak telah dijelaskan melalui teori belajar Piaget dan contohnya yang dikemukakan oleh psikolog asal Swiss pada tahun 1936 hingga kini masih digunakan.

Seperti yang diketahui, kognitif merupakan kegiatan mental yang dapat membuat seseorang menjadi mampu untuk menilai, menghubungkan, maupun membuat pertimbangan tentang suatu peristiwa. Bagi kamu yang penasaran tentang pentingnya belajar teori Piaget, bisa membaca uraian berikut ini.

Mengenal Teori Belajar Piaget

Teori Piaget merupakan teori yang dirumuskan oleh seorang psikolog bernama Jean Piaget. Teori ini membahas tentang perkembangan kognitif atau intelektual seseorang. Jean Piaget mengemukakan bahwa kecerdasan seorang anak akan berubah seiring dengan pertumbuhannya.

Dalam hal ini, perkembangan kognitif akan berpusat pada anak yang melihat bagaimana ia mempelajari sesuatu dari bayi hingga dewasa. Namun, proses perkembangan tersebut akan berbeda-beda untuk setiap anak. Ada anak yang perkembangan kognitifnya lambat dan ada pula yang tergolong cepat.

Akan tetapi, semuanya berlangsung secara bertahap yang membuat berpengaruh terhadap pola pikir maupun perilakunya. Teori kognitif Piaget ini masih digunakan hingga sekarang karena dianggap mampu membantu orang tua maupun pengajar untuk mendukung perkembangan mental anak.

Fungsi-Fungsi Kognitif

Teori belajar kognitif pada dasarnya merupakan teori pembelajaran yang berpusat pada proses belajar dibandingkan dengan hasil pembelajaran. Sementara itu, fungsi kognitif akan membuat seseorang menjadi lebih mudah untuk bergaul atau berinteraksi. Umumnya, terdapat 5 fungsi kognitif, yaitu:

1. Perhatian

Fungsi pertama dari kognitif adalah perhatian. Fungsi ini akan berperan untuk menyeleksi rangsangan yang datang dan dapat menjadi perhatian utama maupun diabaikan secara bersamaan. Jenis rangsangan yang diterima seseorang dapat berupa gambar, bau, maupun suara.

2. Memori (Daya Ingat)

Memori atau daya ingat merupakan fungsi kognitif yang berhubungan dengan tingkat fokus maupun konsentrasi seseorang. Semakin tinggi tingkat konsentrasi atau fokus seseorang, maka semakin bagus pula daya ingatnya. Proses ini akan menunjukkan bagaimana informasi masuk dan tersimpan di otak.

3. Peran Eksekutif

Fungsi eksekutif dalam kognitif akan membantu seseorang untuk membuat rencana dengan baik dan merealisasikannya. Dalam fungsi ini, orang tua dapat melihat bagaimana cara anak bisa menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari hingga yang rumit.

4. Berbahasa

Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan individu untuk merangkai kata saat berkomunikasi dengan orang lain. Setiap orang memiliki kapabilitas berbahasa yang berbeda, tergantung pada fungsi kognitifnya. Jadi, jika ingin anak bisa berbahasa dengan baik, perhatikan perkembangan kognitifnya.

5. Merasa dan Mengamati

Dengan fungsi kognitif, individu dapat mengenali maupun merasakan semua yang ada di lingkungan sekitar. Misalnya, kamu bisa membedakan antara buah jeruk dengan lemon meskipun terlihat mirip atau buah melon. Dengan begitu, tidak akan keliru saat akan membeli salah satu dari buah tersebut.

Tahap Perkembangan Kognitif Anak Berdasarkan Teori Piaget

Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak terjadi secara bertahap melalui beberapa tahapan. Setiap tahapan usia anak memiliki proses yang berbeda, baik memahami, belajar, maupun memutuskan sesuatu. Ada empat tahapan perkembangan kognitif yang dijelaskan oleh Piaget, yaitu:

1. Tahap Sensorimotor

Tahap perkembangan kognitif seorang anak dimulai sejak lahir hingga berusia 2 tahun. Dalam tahap ini dikenal sebagai sensorimotor, dimana ia mulai menggunakan indera serta gerakan tubuhnya untuk memahami dunia sekitar. Pada tahap sensorimotor, bayi hanya menyadari apa yang ada di depannya.

Bayi hanya akan berfokus pada apa yang ia lihat, ia lakukan, serta interaksi antara fisik dengan lingkungan terdekatnya. Adapun panca indera yang digunakan adalah indera penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa, hingga sentuhan untuk menjelajahi lingkungan maupun tubuhnya.

2. Tahap Praoperasional

Pada usia 2-7 tahun, anak akan memasuki tahap praoperasional. Selama tahap ini, anak sudah mampu memikirkan berbagai hal secara simbolis dengan penggunaan bahasa yang lebih dewasa. Selain itu, anak juga sudah dapat mengembangkan imajinasi atau memorinya untuk membedakan waktu.

Namun, pemikiran tersebut belum logis dan hanya berdasarkan pada intuisi saja. Anak belum bisa memahami konsep yang kompleks, seperti waktu, perbandingan, dan sebab akibat. Contoh perilaku anak yaitu imitasi, menggambar, permainan simbolik, pencitraan mental, dan menjelaskan peristiwa.

3. Tahap Operasional Konkret

Tahap operasional konkret akan terjadi pada anak yang berusia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak umumnya sudah duduk di bangku sekolah dasar dan termasuk pra remaja. Tahap operasional konkret membuat anak mampu untuk menunjukkan penalaran yang konkret dan logis.

Ia dapat memahami bahwa suatu kejadian tidak selalu berhubungan dengan dirinya sendiri. Sementara itu, orang lain juga ternyata memiliki sudut pandang yang berbeda. Akan tetapi, anak juga belum bisa melakukan hal yang sama untuk hipotesis atau konsep abstrak yang muncul di pikirannya.

4. Tahap Operasional Formal

Saat seseorang berusia 12 tahun ke atas, tahap perkembangan kognitif yang dialaminya adalah operasional formal. Tahap ini disebut tahap akhir karena anak sudah dapat menggunakan berbagai simbol yang berhubungan dengan konsep abstrak, seperti sains hingga aljabar.

Anak juga sudah dapat melakukan penalaran hipotesis-deduktif yang membuatnya mampu memikirkan berbagai hal secara sistematis. Mulai dari membuat hipotesis, menghasilkan teori, hingga mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat menjadi hasil atau solusi dalam situasi tertentu.

Penerapan Teori Piaget Dalam Pembelajaran

Teori serta tahap-tahap perkembangan anak berdasarkan teori Piaget ternyata berperan penting dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena teori tersebut dapat membantu para orang tua maupun tenaga pendidik untuk merancang metode pembelajaran yang sesuai dan pas dengan perkembangan anak.

Sebagai contoh, mengajar anak yang masih berusia 2-7 tahun (tahap pra-operasional) dapat dibantu dengan alat peraga. Selain itu, pendidik juga dapat membuat aktivitas yang berbasis permainan agar anak-anak lebih mudah untuk memahami konsep yang ingin diajarkan.

Sementara itu, anak-anak yang berusia 7-11 tahun atau di tahap operasional konkret akan cocok dengan metode pembelajaran yang lebih struktural. Adapun untuk anak yang telah berada di tahap operasi formal, dapat diberikan konsep abstrak dan diajak untuk memecahkan masalah kompleks.

Tahap Perkembangan Kognitif Anak Versi Piaget dan Vygotsky

Tokoh yang mendalami tentang perkembangan kognitif anak bukan hanya Jean Piaget, melainkan juga Lev Vygotsky. Keduanya memiliki pandangan yang berbeda terkait perkembangan kognitif anak dimana Piaget berfokus pada individu sedangkan Vygotsky berfokus pada interaksi dengan lingkungan.

1. Teori Piaget

Teori Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 tahap berdasarkan usianya. Mulai dari tahap sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, hingga tahap operasional formal. Keempat tahap tersebut akan menjelaskan proses berpikir anak dari sederhana hingga kompleks.

Penggunaan teori Piaget dalam pembelajaran akan memudahkan anak untuk mengolah pikiran, fokus, dan memahami lingkungan sekitarnya. Menurut Piaget, kognitif anak akan berkembang jika diberi kebebasan untuk bereksperimen sendiri atau memanipulasi benda secara langsung.

2. Teori Vigotsky

Terkait dengan perkembangan kognitif anak, Lev Vygotsky justru membagi ke dalam dua tahapan, yaitu tataran sosial dan tataran psikologis. Tataran sosial didefinisikan sebagai tempat sekelompok orang membentuk lingkungan sosial sedangkan tataran psikologis berada di dalam diri individu.

Vygotsky meyakini bahwa interaksi anak dengan orang dewasa atau yang usianya lebih besar akan lebih bermanfaat dibandingkan dengan seusianya. Dalam hal ini, tenaga pendidik dapat berperan sebagai fasilitator sekaligus mediator pada anak.

FAQ Tentang Teori Belajar Piaget

  1. Siapa yang mengemukakan teori Piaget?

Teori Piaget dikemukakan oleh seorang ahli psikologi asal Swiss yang bernama Jean Piaget. Ia dikenal dengan teorinya yang membahas tentang perkembangan kognitif anak.

  1. Apa perbedaan teori Piaget dan Vygotsky?

Teori Piaget berfokus pada perkembangan kognitif setiap individu yang terbagi atas empat tahapan berdasarkan usianya. Sementara itu, teori Vygotsky berfokus pada interaksi sosial individu dalam perkembangan kognitifnya.

  1. Apakah teori Piaget penting dalam sekolah?

Penerapan teori Piaget tergolong penting dalam sekolah. Hal ini disebabkan karena pendidik dapat menggunakan metode yang sesuai dengan kemampuan anak untuk menerima dan mengolah informasi. Jadi, mereka akan lebih mudah untuk menerima pelajaran.

Kesimpulan

Teori belajar Piaget dan contohnya telah banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Teori ini sangat mendukung perkembangan kognitif anak yang berpengaruh terhadap tingkat kecerdasannya. Dengan teori Piaget, pendidik dapat membantu anak untuk memahami lingkungan sekitar dengan baik.